Friday, June 09, 2006


NJEBOR; Tradisi gotong royong untuk bocah ndeso saat tanam tembakau


Ketika aku kecil dibesarkan di desa Sawangan di kaki gunung Merbabu - Jawa Tengah. Tahun 1970 –an, pada saat menjelang musim kemarau, para petani biasanya menanam cabe dan tembakau. Saat itu biasanya dinanti oleh anak-anak karena biasanya anak-anak akan diminta bergotong royong untuk “njebor”. Saat mau menanam tembakau dan cabe biasanya lahan ditugal (dilobangi) dan ditaruh pupuk kandang. Nah, njebor ini merupakan kegiatan mencampur pupuk kandang yang ada di dalam lobang yang ditugal dengan air hingga menjadi bubur lumpur yang siap ditanami. Saat itu anak-anak dengan senang hati membawa ceret air atau panci punya simboknya (terkadang dengan sembunyi-sembunyi) untuk mengambil air yang sudah dialirkan ke ladang tersebut. Dengan ceret atau panci tersebut, anak-anak mulai meremas dan mengaduk-aduk pupuk kandang hingga jadi bubur. Terkadang kalo nasib lagi apes, kita masih menemukan pupuk kandang yang masih mentah sehingga ya...seperti meremas-remas kotoran sapi atau kerbau yang lunak-lunak hangat. Para bapak-bapak juga ikut gotong royong. Merekalah yang menanam bibit tembakau dan cabe ke lobang tugal yang pupuk kandangnya sudah diaduk-aduk oleh anak-anak. Biasanya suasananya sangat happy.....

Kerjaan menanam itu biasanya dilakukan agak sore sekitar jam setengah tiga sore sampai jam lima. Setelah selesai, anak-anak biasanya membersihkan ceret, panci dan cuci tangan. Sambil berjalan beriring di pematang sawah, anak-anak bermain tetabuhan dengan panci dan ceret atau ember yang dibawanya. Semuanya gembira......

Setelah mandi. Menjelang magrib, anak-anak dan orang tua yang ikut njebor biasanya akan menuju rumah pemilik sawah. Disana kita makan bersama dan biasanya menunya sangat khas. Minum segelas teh manis dengan snack “jadah” (ketan yang ditumbuk halus) atau seperti lemang. Adapun makannya nasi dengan lauk tahu atau tempe bacem dan sayur lodeh kol...ueennaaaak tenan karena makan bersama, suasana gembira plus lapar.... Sayang semua kini tinggal impian saja karena petani sekarang lebih suka menyewakan tanahnya pada kaum pemodal dari kota dan tembakau telah tergusur dari desa.....

No comments: