Monday, July 02, 2007

Gethuk goreng ternyata enak ya....

Pada tahun 1996-an saya sering melakukan kunjungan kerja dalam rangka pengembangan program pengelolaan Taman Wisata Alam Ruteng di Kabupaten Manggarai – Flores Barat - NTT. Kabupaten Manggarai beribukotakan Ruteng yang berada pada ketinggian sekitar 1100 di atas permukaan laut sehingga udaranya dingin.

Salah satu kegiatan dalam kunjungan kerja tersebut adalah kunjungan monitoring ke desa-desa sekitar Taman Wisata Alam. Pada suatu kesempatan saya berkunjung ke rumah keluarga Konstan Mot. Dari obrolan dengan keluarga Konstan Mot saya mendapatkan informasi bahwa beberapa hasil bumi sebenarnya melimpah tapi mereka belum bisa mengolahnya. Sebagai contoh alpokat saat itu hanya dijadikan makanan babi. Singkong hanya direbus atau digoreng saja kalau sudah bosan singkong tersebut hanya dijadikan makanan babi. Sementara kalau mereka ingin makan kripik singkong mereka pergi ke toko di Ruteng yang jaraknya sekitar 5-8 kilometer dan beli di situ. Kripik itu konon didatangkan dari Surabaya.

Melihat kondisi yang ironis seperti itu, saya mengajak ibu-ibu disitu pergi ke dapur dan saya minta anak-anak untuk mencabut singkong di kebun. Setelahnya singkong dikupas dan dikukus. Setelah masak saya minta ibu-ibu untuk menumbuk singkong kukus tadi di lumpang (antan). Mereka terkejut dan berkomentar: ” lho singkong kok bisa kayak terigu ya?” . Saya kemudian ajari mereka membuat gethuk goreng. Semua yang hadir kemudian berebut mencicipi gethuk goreng yang mereka masak. Setiap kali mengangkat gethuk dari penggorengan, langsung habis jadi rebutan... Akhirnya mereka saya ajari pula membuat opak, slondhokan, lemet dan beberapa jenis makanan lainnya yang berbahan baku singkong.

Itulah potret kondisi saudara-saudara kita di daerah agak pinggiran. Ada beberapa hikmah yang bisa diambil dari kejadian ini yakni: (a) pekerjaan kaum perempuan Manggarai yang cukup padat untuk mengurus rumah tangga dan sekaligus kerja di ladang membuat mereka tidak cukup banyak waktu untuk mengembangkan kreatifitas mengolah hasil ladang mereka (b) Pembinaan oleh PKK Kabupaten pernah dilakukan terhadap kaum ibu. Namun yang diajarkan oleh mereka adalah membuat kue-kue dengan bahan mahal dan bahannya harus dibeli di kota seperti terigu, telur, mentega dll. Konsep pembinaan yang tidak memperhatikan budaya dan potensi lokal pada akhirnya akan mengakibatkan tujuan program pembinaan tidak tercapai atau tidak ada keberlanjutan. (c) Bagi kita sendiri, terkadang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang kelihatan sepele (seperti cara membuat gethuk). Tetapi dengan pengetahuan dan ketrampilan tersebut kita dapat memberikan sumbangsih yang sangat bermanfaat bagi orang lain. Memberikan dukungan dan bantuan kepada orang lain tidak harus berupa uang, materi dan ketrampilan yang muluk-muluk. Berikan apa yang kita bisa dengan penuh ketulusan, itu menjadi langkah awal untuk berbuat sesuatu bagi sesama...

No comments: