Monday, August 20, 2007

Ceiiiilah Mama....

Dongeng lain yang sering kuceritakan pada anakku Dudi menjelang bobok adalah kisah nostalgia percintaanku dengan mamanya. Sambil berbaring bersama Dudi dan mamanya di tempat tidur, kumulai bercerita:
Alkisah pada 10 tahun lalu ada seorang pemuda desa yang sederhana nan bersahaja memulai bekerja di sebuah kota kecil bernama Bumiayu... (biasanya sampai di sini, anakku sudah mulai menebak jalan ceritanya lalu berdehem ehm..ehm..sambil melirik nakal sama mamanya).
Pemuda desa tersebut tinggal di sebuah rumah kos dekat musholla Baitul Amin - Bumiayu. Di rumah kos tersebut, si pemuda desa rajin membersihkan rumah, halaman dan sekitarnya, sehingga menarik perhatian tetangga-tetangganya karena di daerah itu biasanya membersihkan rumah menjadi pekerjaan ibu-ibu atau gadis-gadis. Banyak tetangga yang memuji sikap rajin si pemuda desa. Di antara para tetangga tersebut terdapat seorang gadis yang tinggal di seberang rumah kos. Si gadis nampaknya terpesona sama si pemuda desa dan untuk menarik perhatian si pemuda, gadis itu kemudian ikut-ikutan setiap pagi membersihkan halaman rumahnya padahal dulunya gadis itu paling malas kalau disuruh menyapu halaman...(biasanya sampai disini anakku mulai ngeledek mamanya...ceilaaaah mama.....!!!)
Suatu saat di kala mentari pagi mulai menampakkan sinarnya nan cerah, si gadis tersebut berpakaian rapi bak sekretaris eksekutif dengan baju blazer putih bergaris hitam, rambutnya yang berombak disisir rapih, bergincu merah dan berbedak tipis. Gadis itu berjalan penuh percaya diri menuju jalan raya. Si gadis tersebut memakai sepatu hitam memakai hak tinggi, dan suara langkahnya terdengar nyaring klothak...klothak...klothak... kayak Hansip dikejar anjing....ha..ha...ha... Si pemuda desa yang melihat gadis itu berjalan tegap namun anggun, hanya bisa terpana dan terpesona...Anggun nan cantik nian, ucap si pemuda desa dalam hati.
Di sore hari si gadis pulang ke rumah, dan mampir ke rumah kos si pemuda. Si Gadis tersebut bercerita bahwa dia ternyata sedang mendaftar kerja di sebuah kantor di kota Tegal. Dia ingin bekerja dan menjadi pegawai, untuk meringankan beban keluarga.
Tapi lama ditunggu tiada kabar berita hasil tes di kantor itu. Si gadis pun tiada bersedih karena sebenarnya tiada peduli lagi dengan hasil tes-nya. Sejatinya si gadis merasa berat meninggalkan kampung halamannya. Dimana di sana tinggal si pemuda desa yang menjadi pujaan hatinya.,....
Mendengar cerita tersebut, si Dudi biasanya langsung meledek mamanya; "ceilaaah mama, diam-diam ngebet sama papa ya....".
Mamanya yang diledek cuma bisa bilang: "ah itu papamu yang menjungkir balikkan fakta. Dulu yang ngejar-ngejar itu papa. Mama hanya kasihan ke papa, maka mama mau jadi pacar papa. Tuh lihat surat-surat cinta papa, disitu kelihatan kalo papa yang ngejar-ngejar mama"
Tapi mendengar mamanya sewot si Dudi malah tambah seneng ngerjain mamanya: "Ceiiilah mama, cantik-cantik kok langkahnya kayak hansip dikejar anjing hi..hi...hi..."
Akhirnya mamanya cuma bisa nyerah dan dengan wajah merona merah dia bilang sambil sewot ke aku: "Pa, kalo cerita mbok jangan memutar balik fakta , aku kan malu walau sama anakku..."
Akupun hanya bisa ngakak ha..ha.,...ha... melihat mamanya Dudi nyerah dikerjain anaknya........

No comments: