Thursday, August 23, 2007

Mainan anak yang merangsang kreatifitas

Banyak kenangan indah masa kecilku yang terpateri dalam ingatanku. Salah satunya berupa mainan-mainan tradisional yang biasa dibuat sendiri dengan bahan lokal yang seadanya. Refleksiku mengatakan bahwa proses pembuatan mainan oleh anak-anak itu sebenarnya merupakan suatu proses kreatif yang luar biasa karena si anak dituntut untuk mampu berimajinasi dan kemudian menuangkannya dalam design dan karya dengan bahan yang sangat terbatas. Proses kreatif itu selain melatih olah pikiran (imajinasi teknis), juga melibatkan olah rasa (sense of art) dan juga olah fisik karena si anak dituntut untuk mengerjakan sendiri mainan yang diidamkannya. Misalnya ketika aku membuat mobil-mobilan truk dari kayu, aku dituntut mampu membayangkan seperti apa fisik truk yang sesungguhnya, kemudian mencoba mendesign mobil truk yang ingin kubuat agar nantinya indah dan aku juga dituntut kerja fisik seperti memotong papan kayu dengan gergaji untuk membuat mobil truk idamanku. (Wah... ternyata orang-orang tua di kampung yang lugu dan tidak terlalu well educated secara tidak sadar sejak dulu sudah menerapkan metode-metode pendidikan yang sering dikatakan oleh para orang pintar macam metode Montessori, Contextual Teaching Learning, Nabila/Nature based Learning dll).

Beberapa jenis mainan tradisional itu antara lain: Gledhekan atau motor-motoran dari batang pohon pepaya atau dari tong kaleng, mobil-mobilan dari kulit jeruk bali atau kayu, Bedil-bedilan dari bambu atau pelepah daun pisang, tulup (sumpit) dari bambu, Keris-kerisan dari janur kelapa, Seretan (alat penarik dari pelepah pinang), Kincir air dari pelepah daun singkong, Kitiran kertas, pesawat dari kertas, perahu dari kertas, burung-burungan dari kertas, semprotan air dari pelepah daun pepaya, Layangan, Wayang dari pelepah daun singkong, Long bumbung (meriam bambu), kebo-keboan dari pelepah daun kelapa, sepatu dari jantung pisang, jaran kepang dari pelepah daun kelapa dan lain-lain.

Seperti juga permainan tradisional, alat-alat mainan tradisional ini juga sudah semakin memudar karena banyaknya serbuan mainan produksi pabrik yang mudah didapat di pasar atau kaki lima. Sangat disayangkan memang akan memudarnya mainan tradisional itu karena refleksiku mengatakan bahwa mainan produk pabrik seringkali hanya lebih menumbuhkan sifat konsumeristis, egois dan kurang mengembangkan daya kreatifitas anak.

No comments: