Tuesday, November 20, 2007

Cinta tulus tak berbatas waktu

Ibuku bernama Sumisih. Tidak ada bukti surat atau akte kelahiran tapi konon beliau dilahirkan tahun 1932 lalu. Beliau seorang perempuan ndeso yang bersahaja dan tinggal di sebuah desa kaki gunung Merbabu di Magelang sana. Seperti layaknya perempuan ndeso, beliau sehari-hari bekerja berkutat di dapur dan di sawah. Beliau membesarkan aku dan anak-anakku dengan penuh kasih sayang. Selain mengatur kebutuhan logistik rumah tangga (menteri urusan pangan), beliau juga bertanggungjawab sebagai Menteri keuangan di keluarga kami. setiap kami perlu uang untuk sekolah, beli baju sampai jajan semuanya minta ke ibuku.
Ibuku juga pinter masak, walau masakan ala ndeso. Apapun yang beliau masak, semua terasa enak di lidahku. Makanya aku tidak suka jajan makanan di luar (selain juga karena persoalan uang jajan yang minim). Walau aku sudah makan di luar rumah sekalipun, rasanya belum puas kalau belum makan masakan ibuku. Karena keahliannya dalam memasak, ibuku sering diminta bantuannya untuk ngurusi logistik bila ada famili atau tetangga punya gawe atau hajatan.

Dari ibuku aku belajar tentang kasih ibu yang tak lekang oleh jaman. Beliau menyayangi bapakku, kakak2ku dan diriku. Beliau sangat sayang pada cucu-cucunya termasuk Dudi anakku. Saking sayangnya sama Dudi, setiap anakku dari samarinda telpon beliau, beliau selalu menanyakan anakku pengin kiriman makanan apa? Terkadang beliau mengirim makanan snack kampung yang sebenarnya juga dijual di samarinda. Terkadang biaya kirim via pos paket jauh lebih mahal dari pada harga makanan yang dikirimkan.
Untuk aku dan istrikupun beliau senantiasa mencurahkan kasih sayangnya. Berbagai barang beliau kirimkan sebagai tanda kasih untukku dan istriku, walau aku dan istriku sering melarangnya. Aku tahu untuk membeli berbagai barang itu beliau harus menyisihkan serupiah demi rupiah, dan aku sendiri sebenarnya tiada kesulitan untuk membeli barang itu. Tapi begitulah, kasih ibuku tidak memandang harga...demi cinta kasih sama keluargaku beliau rela mengorbankan apa saja.... Tiada keluh kesah dalam memberikan pelayanan terbaik untuk keluarga....Benar kata pepatah bahwa kasih ibu itu tiada berbatas waktu.......... Sungkem hormat dan kasih untuk ibuku, karena aku tak kan pernah bisa membalas budi jasamu........

No comments: