Friday, May 23, 2008

Jerman 9: Kastil Pak Gottfried

Dari Berlin aku terbang ke Frankfurt. Bandara Internasional Franfurt cukup besar. Saya dijemput Pak Gottfried yang dulu kerja di GTZ SFMP Samarinda tapi saat itu sudah habis kontrak dan pulang kembali ke Jerman. Selain menjemputku, dia juga menjemput kenalan lamanya dari Chili. Kami bertiga kemudian ditraktir pak Gottfried di sebuah restoran Thailand di bandara itu...Aku makan nasi dan ayam goreng...ehmm ueenak banget karena sudah dua minggu jarang ketemu nasi...dasar perut kampungan..he..he... wow harganya cukup mahal...dengan menu seperti itu kami bertiga habis 60 Euro atau 600 ribu rupiah... Bayangin kalo uang sejumlah itu untuk makan di warteg atau warung pincuk Ponorogo, pasti perut kita sudah meledak he..he.. Di parkiran mobil, Pak Gottfried juga bercerita bahwa ongkos parkir selama 3 jam bisa sampai sekitar 15 Euro (150 ribu rupiah)..wah bisa buat parkir selama 2 bulan di pinggiran jalan samarinda, batinku....
Pak Gottfried tinggal bersama keluarga besarnya tinggal di kastil (istana kecil) yang sudah berusia beberapa abad. Bangunannya artistik dan temboknya tebal banget karena konon bangunan itu dulunya juga merupakan benteng pertahanan dari musuh. Daun pintunya juga tebel banget dengan engsel yang sangat kokoh. Untuk pemanas ruangan di musim dingin, konon mereka sebagian memakai kayu bakar yang dihasilkan dari hutan mereka. Aku sempat naik ke menara kastil itu untuk melihat pemandangan sekitarnya. Di kastil itu juga terdapat museum kecil yang berisi diorama sejarah kastil, pakaian perang, hewan hasil berburu dan juga kotak-kotak kecil yang berisi jenis daun, biji, akar, kulit batang, kayu dari beberapa jenis pohon yang ada di hutan keluarga. Kotak itu dan usianya sudah berusia beberapa abad namun masih terawat dengan baik.
Pak Gottfried saat itu punya anak 3. Mereka tidak memiliki pembantu. Pak Gottfried bercerita bahwa ketika di samarinda dia bisa gaji 5 orang pembantu rumah tangga. Tetapi di Jerman dia tidak bisa mempekerjakan pembantu satu orangpun karena upah pembantu di Jerman sangat mahal....
Sebagai keluarga bangsawan, keluarga Pak Gottfried mempunyai hutan keluarga seluas sekitar 400 hektar. Mereka mempekerjakan seorang forester dan beberapa tenaga kasar untuk mengelolanya. Produk dari hutan ini utamanya adalah kayu. Meski sifatnya hutan buatan (man made forest) di hutan itu juga masih terdapat binatang rusa. Hutan itu kelihatan masih bagus dan tegakan kayunya masih cukup rapat.
Suasana keluarga yang ramah dan penuh kehangatan membuatku kerasan tinggal di sana. Sayang, saya hanya bermalam satu hari saja karena harus melanjutkan perjalanan ke tempat ibu Anja. Terima kasih Pak Gottfried dan keluarga besarnya yang sudah berkenan menerima kehadiran saya dengan penuh persaudaraan.

No comments: