Thursday, June 12, 2008

Aussie 1: Duit habis dalam sekejap

Perjalananku ke Australia dilakukan tahun 2003. Saya saat itu menghadiri acara Konperensi Internasional kebakaran Hutan di Sydney - Australia bersama Ibu Sulasih dari Dinas Kehutanan Kaltim.
Perjalanan dari Jakarta - Sydney cukup lancar pake pesawat Qantas yang bersih dan layanannya bagus banget. Sampai di bandara, barang bawaan kami diperiksa dengan teliti. Bahkan sepatu yang berlumpurpun harus dibersihkan dulu karena mungkin dikuatirkan membawa bibit penyakit. Demikian pula barang bawaaan yang berupa makanan, kerajinan kayu dll diperiksa dengan cermat. Untunglah pemeriksaan berjalan lancar walau tadinya kami agak gugup karena kunci koper Ibu Sulasih sempat ketlingsut sehingga perlu waktu beberapa saat untuk bisa membuka kopernya.
Dari bandara kami menuju Hotel Crown Plaza dekat Sidney Harbour. Sewaktu check in, kami disuruh deposit terlebih dulu. Di sinilah mulai timbul masalah karena duit dollar kami (dollar Amerika) setelah ditukar dollar Australia ternyata jumlahnya nggak terlalu banyak karena bank di Australia nggak terlalu menyukai duit dollar Amerika (bahkan pedagang-pedagang di toko-toko juga nggak suka). Duit bekal kami yang kami perkirakan cukup untuk seminggu ternyata tinggal 25 dollar australia setelah dipakai membayar deposit. Cilakanya aku dan Bu Sulasih nggak punya kartu kredit. Akhirnya kami kontak ke kantor Samarinda, dan Mbak Yana (office manager) kami sempat panik mendengar cerita kami kehabisan uang. Uang 25 dollar sementara sekali makan perlu 3-5 dollar...
Untunglah boss saya yakni Pak Helmut juga akan menyusul ke Australia. Jadi mbak Yana menyarankan nanti kami pinjam uang sama Pak Helmut. Sementara menunggu Pak Helmut datang, kami makan menu sederhana yakni hanya indomie yang sebunglusnya seharga sekitar 2 dollar australia.
Seteah hari ke dua, akhirnya Pak Helmut sang dewa penolong datang ke kami dan meminjami kami uang...selamatlah nasib kami di negeri orang...alias tidak perlu jadi gelandangan..he..he...

No comments: