Tuesday, September 23, 2008

Nostalgia menu buka puasaku

Saat aku masih kecil, aku sering minta pada ibuku untuk dihidangkan menu husus untuk buka puasa. Namanya bocah ndeso, permintaanku sebenarnya sederhana saja, tapi bagiku menu itu sudah luar biasa banget.

Untuk snack buka puasa biasanya aku minta dibelikan berbagai macam jajanan murah seperti slondokan singkong, pothil, kerupuk dll. Salah satu snack yang sangat kusuka adalah untir-untir atau kue tambang, yang bentuknya seperti tambang dipilin atau rambut dikepang itu. Selain itu aku juga menyukai roti bolu emprit yang warnanya merah jambon dan putih sehingga sering diplesetkan menjadi kue bodrex karena warnanya kayak bodrex obat sakit kepala terkenal itu.

Untuk lauk makan, biasanya aku minta dibelikan ikan tongkol pindang yang seukuran jari telunjuk. Ikan pindang ini biasanya dibungkus dengan besek (kotak) bambu. Ikan pindang ini nantinya digoreng untuk lauk makan...wah maknyus banget rasanya..karena kami sekeluarga tinggal di daerah gunung dan jarang masak ikan asin. Ikan pindang yang bagi masyarakat nelayan termasuk klas ikan murahanpun jadi terasa nikmat bagi keluargaku di bulan ramadhan...

Terkadang di bulan ramadhan aku diberi uang saku oleh ibuku untuk beli jajanan snack ala ndeso. Kalau pas ramadhan di musim kemarau, biasanya keluarga saya menanam tomat. Pada saat itu saya biasanya memilih tomat yang ranum-ranum untuk berbuka puasa. Saya juga sering bikin juice tomat ala ndeso, dengan cara tomat yang masak dipotong-potong kecil kemudian dimasukkan kedalam gelas dan diberi gula pasir trus diaduk-aduk...jadilah sudah juice tomat ala ndeso itu.....

Pada kesempatan lain saya dan kakakku mancing di kali kecil atau sawah-sawah untuk cari lauk buka puasa. Kakakku (Mas Tik) dulu sangat pinter dan sabar dalam memancing ikan, sehingga sering dapat ikan agak banyak. Ikan-ikan yang ada saat itu seperti mujahir, kotes (gabus), lele, ikan mas, wader, dll. Ikan-ikan itu ukurannya kecil-kecil seperti ikan gabus paling seukuran telunjuk. Ikan ini lama kelamaan makin habis karena banyaknya alat setrum ikan dan pestisida di sungai dan sawah-sawah.

Meski Allah kini memberikan karunia bagiku untuk bisa menikmati hidangan yang lebih baik, terkadang muncul rasa kangenku untuk menikmati indahnya saat-saat berprihatin dulu...

No comments: